Penayangan bulan lalu

Jumat, 30 Desember 2011

Permintaan Tak Tertuju

Tolong...tolong...tolong
Acuh tak ada yang peduli
Teriakan kembali bergema
Kembali semua hanya terdiam
Sepasang telinga tak lagi mendengar
Sepasang mata tak lagi melihat
Bahkan segumpal daging tak lagi mampu merasa
Rakyat...rakyat...
Malang benar nasibmu











Jumat, 09 Desember 2011

Aksi Turun ke Jalan Siapa Takut 1

    

     Baik teman-teman kesempatan kali ini saya akan share pengalaman pertama Saya turun ke jalan, Turun ke Jalan atau yang lebih dikenal dengan demo merupakan suatu hal yang mungkin dianggap kurang relevan dengan zaman sekarang bagi sebagian orang atau Mahasiswa, beberapa diantaranya juga menganggap demo adalah pekerjaan yang sia-sia, ga ada gunanya, buang-buang waktu, ga jelas, kurang kerjaan dan sebagainya. Ya... awalnya Saya juga berpikiran demikian namun untuk pertama kalinya panggilan untuk turun ke jalan ini tidak datang dari diri sendiri tapi seperti suatu tuntutan, pada saat itu Saya menjabat sebagai kepala Departemen Kajian Strategis (sebuah departemen yang sangat kritis terhadap permasalahan disekitar Mahasiswa) dan salah satu proker-nya ya turun ke jalan, oke mau tidak mau yaa.. saya harus turun ke jalan, pada saat itu bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional.
    Pada hari itu saya sebagai salah satu dari Mahasiswa yang akan demo ke Istana, diharuskan ngumpul di daerah tol Cileunyi pada pukul 04.30 WIB, kenapa harus ngumpul jam segitu dan nggak ngumpul di Kampus menurut Kabar yang beredar sih di kawasan Kampus telah beredar-nya BIN (Badan Inteligent Negara) wah.. males banget bukan tapi yaa.. sudahlah saya memutuskan untuk pergi setelah beres solat shubuh.
     Hari Jumat, Dinginnya udara pagi menyambut tekad ku untuk berangkat, saya juga tidak sempat berpamitan dengan orang-orang di kosan karna masih pada tidur sepertinya. kulangkahkan kaki selangkah demi selangkah menuju jalan raya (berencana naik angkot) dan kulihat sepi sekali daerah kos-ku ketika pagi-pagi buta hanya keheningan yang menemaniku di sepanjang jalan. Setelah beberapa menit berjalan akhirnya sampai juga saya d depan Indomaret kutunggu sejenak sambil menghela nafas, tak berapa lama kemudian datang juga angkot yg ditunggu-tunggu. Di perjalanan aku hanya membayangkan hal buruk karena hari ini aku memutuskan untuk bolos dalam mata kuliah yang dosennya cukup killer (hanya dengan mendengar inisial namanya saja sudah membuat Mahasiswa shok dan ketakutan) tapi hal buruk itu tidak mengubah keputusanku .Pokoknya hari ini harus aksi ke Jakarta (kutekadkan dalam hati). Setelah beberapa lama perjalanan akhirnya aku sampai di Tol Cileunyi tepatnya d depan rumah sakit. Ketika sampai di sana hanya ada sekitar dua orang yang berada di sana, sudah kuduga pasti ngaret dan ngaret dimanapun yang namanya orang Indonesia mau muda mau tua tetap saja ngaret  dari yang dijanjikan ngumpul jam lima akhirnya kita semua berangkat sekitar pukul 06.30 itupun dipecah menjadi beberapa kloter, berdasarkan info yang saya dapatkan kenapa hal itu dilakukan, tujuannya adalah untuk menghindari intel yang mengawasi, ya sudah percaya sajalah selain itu kita juga diberitahu apabila ada orang bertanya mau ke mana maka jawab saja kunjungan ke Metro TV. (Bersambung dulu ya...)

Minggu, 04 Desember 2011

Manusia dan Kerakusannya

       Izinkan saya mengutip pernyataan UJ: Manusia itu rakus jika dibanding dengan hewan, kambing makan sayur, singa makan daging, burung makan buah dan biji lalu manusia makan semuanya sayur iya, daging iya, buah iya, dll.
 

     Sebuah perumpamaan yang cukup tepat untuk menggambarkan kondisi manusia saat ini, sebenarnya tidak salah juga manusia makan sayur, makan daging, dll selagi itu semua halal. namun dalam konteks yang berbeda sepertinya saya harus setuju ketika manusia dikatakan rakus, ok salah satunya mungkin dalam masalah uang , kita dapat menyimak beberapa hari yang lalu terdapat berita yang sangat heboh sekali yaitu masalah ambruknya jembatan yang salah satu indikasinya adalah komponen penyusun bangunan yang kurang memenuhi standar untuk sebuah jembatan, lalu kemana perginya komponen-kompnen itu (dibeli pake uang) ,yap... benar sekali masuk kantong sepertinya. Masalah ini jelas sekali menunjukan sisi buruk dari Manusia ,karena uang banyak nyawa-nyawa yang tidak bersalah harus hilang. Masalah jembatan hanya satu dari ratusan bahkan ribuan dari contoh kerakusan Manusia (contoh lain sekolah ambruk, dll) .Sebenarnya apa yang terjadi dengan bangsa ini mereka sudah tidak peduli satu sama lainnya seharusnya Manusia saling melindungi, menolong dan  menghargai bukan malah sebaliknya. Bahkan hewan masih saling melindungi diatara kelompoknya... Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari setiap keadaan dan kejadian.

Teriakan Mahasiswa



Hidup Mahasiswa...Hidup Mahasiswa
Teriakan-teriakan yang luar biasa yang kini sudah jarang sekali terdengar, sekalinya terdengar teriakan itu menjadi semangat Mahasiswa untuk bentrok dengan aparat atau dengan sesamanya. Hanya sedikit sekali dari teriakan tersebut yang dilantangkan untuk membangkitkan semangat para Mahasiswa untuk aksi membela kebenaran, membela rakyat-rakyat yang ditindas, atau meruntuhkan tembok kekusaan yang kotor dan rapuh.
Adapun hal yang lebih menarik, Mahasiswa lebih memilih meneriakan ini hanya sebatas formalitas tanpa mengetahui makna di dalamnya terkadang saya suka miris juga ketika Mahasiswa hanya berteriak di dalam ruangan ketika ngumpul rapat atau pelantikan anggota BEM saja, sedangkan untuk berteriak di luar pikir-pikir dulu, bahkan yang lebih memprihatinkan mereka malu untuk berteriak seperti itu (Jaim mungkin).
Saat ini teriakan Mahasiswa sudah kehilangan kekuatannya, pada zaman dulu ditakuti pada zaman sekarang ditinggalkan benar-benar ironis, Saya sebagai generasi muda masih berharap kekuatan dari teriakan Mahasiswa bisa kembali ditakuti oleh musuh..musuh dari Mahasiswa.

HIDUP MAHASISWA....
DAN TERUS BERJAYALAH SAMPAI KAPANPUN


sumber gambar:
http://ridwansyahyusufachmad.wordpress.com/2009/10/14/kumpulan-lagu-kampus-dan-perjuangan-mahasiswa/